Aku benci saat-saat seperti ini
Saat malam kembali hadir,masih dengan aromanya yang semakin
dingin.
Aku benci saat-saat seperti ini
Aku benci merindukanmu
Tapi kenapa aku terus merindukanmu termasuk malam ini
Saat rindu kembali datang, masih dengan sikapnya yang tak
pernah meminta izin
Lagi-lagi aku menatap langit malam
Mencoba menemukanmu disana
Dibalik wajahnya yang gelap
Sesekali kupenjamkan mata ini, hanya untuk mengirim sebuah
tanya pada sepi
Hei, apa kamu pun disana sedang menatap langit yang sama
sepertiku?...
Langit tiada jawaban
Ia hanya membisu
Atau
Haruskah kupinta angin malam agar membawa rindu bersama
pesanku dalam hembusannya, agar dapat kau rasa dibelahan bumi dimanapun kau
kini berada.
Ah,sebentar
Aku lupa jika angin malam tak bagus untuk
kesehatanmu.bukankah menyakitkan jika orang yang kurindukan ternyata sakit.
Aku tak mampu
Hah,mampukah aku menuliskan kata rindu untukmu?
Seadainya ada kekuatan seperti itu, lebih baik menemuimu dan
mengatakannya secara langsung kan?...
Ah sudahlah aku tak mampu
Bahakan berdiri tegak dihadapanmu aku tak mampu apalagi menuliskan
ataupun berujar rindu kepadamu
Lagi pula aku tak tahu apa yang harus kutulis ataupun kuujar
, agar kamu tahu aku merindukanmu. Sedangkan aku tak pandai berpuisi, tak
pandai merangkai kata, tak pandai mengetarkan hati .
Tapi kamu, jelas sekali kamu pandai membuatku terbenam
rindu.
Sungguh ini tak adil!!!!!
Ah sudahlah
Aku hanya ingin merindukanmu saja.tanpa perlu ditemani
lagu-lagu cinta,tanpa perlu sedikitpun kata..
0 komentar:
Posting Komentar